Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan hingga Ramadan, membuat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan bantuan guna memenuhi logistik mahasiswanya yang masih bertahan di sekitar kampus.
Sekitar 200-an paket nasi bungkus dan minuman diantarkan petugas relawan Covid-19 ITS ke tempat kos mahasiswa setiap harinya. Sejak pukul 02.30 dini hari, relawan mulai bergerak mendistribusikan makanan dan minuman dari dapur umum.
Direktur Kemahasiswaan ITS Dr Imam Abadi ST MT merasa program bantuan sangat diperlukan, karena mahasiswa ITS kesulitan mendapatkan makanan ketika waktu sahur. Banyak warung penjual makanan tutup di waktu sahur imbas dari pandemi Covid-19 melanda Kota Surabaya.
Mulai pukul 12 malam, dapur umum memasak makanan untuk mahasiswa. Setelah dua jam memasak dan proses pengemasan, kemudian paket didistribusikan ke beberapa wilayah mahasiswa yang telah didata dan selalu diperbaharui setiap harinya.
“Sedangkan bagi mahasiswa yang tidak melakukan ibadah puasa atau non muslim, bantuan logistik didistribusikan pada pukul 08.00 pagi,” tuturnya.
Selain makanan, Imam menambahkan jika ITS juga membagikan minuman yang menyehatkan seperti jus buah dan jamu dari rempah-rempah. Sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh mahasiswa.
Jika mahasiswa alergi makanan tertentu, bisa langsung memberitahukan ke relawan Covid-19 ITS yang nantinya akan disiapkan makanan menyesuaikan.
“Begitu pula dengan mahasiswa internasional yang belum terbiasa dengan makanan Indonesia,” ungkapnya.
Dosen Departemen Teknik Fisika ini mengakui, suksesnya program tidak terlepas dari bantuan dari banyak donatur baik dalam bentuk uang atau barang dan seluruh relawan dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), maupun mahasiswa yang telah bekerja keras.
Imam sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung program di tengah masa pandemi Covid-19. “Bantuan logistik sahur mahasiswa diharapkan bisa terus berlanjut sampai bulan Ramadan berakhir,” pungkasnya.
Anisah Amalia, salah satu mahasiswa Departemen Teknik Industri ITS yang mendapatkan bantuan, merasa sangat terbantu. Secara tidak langsung, bantuan berdampak pada keamanan mahasiswa sendiri. "Mengingat kondisi saat ini harus serba hati-hati dalam melakukan aktivitas di luar," tutur mahasiswa angkatan 2019 ini.
0 komentar:
Posting Komentar