Unimaxx Photo Community salah satu komunitas fotografer teraktif saat ini di Jatim yang selalu menggelar acara motret bareng, dan kali ini mengeksplorasi wisata Tuban.
Tentu saja, kegiatan ini mendapat apresiasi banyak pihak, karena turut memajukan wisata daerah lewat karya foto.
Sejunlah 50 member Unimaxx dipimpin langsung sang Ketua Denny D'Colo, berangkat dari halaman depan Grand City Mall tepat pukul 7 pagi, pada Sabtu 8 Juli 2023.
Rombongan langsung menuju Goa Suci, Dusun Karang Langan, Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Goa Suci tersebut termasuk salah satu wisata yang keberadaannya kurang populer, namun memiliki keindahan tersendiri di mata para fotografer.
Denny D'Colo Ketua Unimaxx Photo Community menyampaikan pihaknya sengaja menggelar acara motret bareng di Tuban.
"Kita motret di tempat menarik seperti di Goa Suci, Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, tujuannya selain mempopulerkan tempat wisata juga meningkatkan kemampuan karya foto anggota Unimaxx," terang Denny D'Colo yang berharap member Unimaxx makin guyub rukun dan mendapatkan obyek karya menarik dari kegiatan ini.
Hal yang sama dikatakan Rasmono Sudarjo selaku Penasihat Unimaxx Photo Community. "Fotografi salah satu media yang tepat untuk mempromosikan tempat wisata," jelas Rasmono yang berharap seluruh anggota Unimaxx menghasilkan karya terbaik guna mempromosikan wisata Tuban, sehingga dapat membantu meningkatkan pariwisata setempat.
FX Ratno Wiyantono Member Unimaxx Photo Community mengaku sangat senang dan mendukung kegiatan motret bareng ini.
"Melalui kegiatan hunting motret bareng yang diselenggarakan Unimaxx Photo Community, kami bisa mengetahui budaya masyarakat Tionghoa di Kelenteng Tuban. Unimaxx jaya selalu," ujar Cak Ratno panggilan akrabnya.
Lia Merliani Bendahara Unimaxx Photo Community mengucapkan terima kasih kepada Meratus, Restoran Kayu Manis, dan pengurus Kelenteng Tuban yang mendukung kelancaran acara motret bareng.
Pepeng Putra Wirawan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jatim mengapresiasi kegiatan motret yang diselenggarakan Unimaxx.
"PSMTI Jatim kedatangan tamu yakni rombongan Unimaxx Photo Community. Selain ke Kayu Manis, saya mengantar mereka ke Kelenteng Tuban untuk belajar budaya," jelas Pepeng yang berharap Kelenteng Tuban menjadi salah satu ikon wisata di Jatim.
Senada dikatakan Go Tjong Ping anggota DPRD Jatim juga memberikan apresiasi kegiatan motret yang dilakukan Unimaxx.
"Unimaxx mengekplorasi tempat wisata dan kuliner di Tuban, saya mengucapkan terima kasih. Saya berharap Unimaxx kembali mempopulerkan wisata Tuban," ujar pria asli Tuban, di sela makan siang di Restoran Kayu Manis.
Restoran Kayu Manis Tuban
Unimaxx Photo Community disambut baik oleh pengurus PSMTI Jatim dengan menjamu makan siang di Restoran Kayu Manis di Jl. Basuki Rachmad No.215 - 217 Tuban.
Resto Kayu Manis milik Pepeng ini cukup populer di Tuban dengan beragam sajian menu nusantara khususnya kuliner khas daerah pesisir yakni aneka olahan kepiting, kakap, gurami dan sebagainya. Minuman favorit legen juga khas suguhan tradisional.
Restoran ini sangat luas juga ada live musik menjadi jujugan keluarga, warga Tuban maupun luar kota.
"Saya mewakili rekan rekan dari Unimaxx mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas jamuan makan siang dari Pak Pepeng," ucap Denny D'Colo.
Kelenteng Tuban Ikon Wisata
Kelenteng Kwan Sing Bio adalah rumah ibadah agama Buddha, Tao, dan Konghucu atau Tri Dharma. Kelenteng Tuban selain sebagai rumah ibadah juga jujugan wisata.
Kwan Sing Bio adalah kelenteng terluas di Asia Tenggara dengan luas tanah kurang lebih 5 hektar, yang memiliki bangunan unik dengan ikon kepiting. Dibangun pada 1773 silam, sebagai tempat pemujaan dan penghormatan Dewa Kwan Kong.
Klenteng Kwan Sing Bio berada di Jalan Martadinata No.1, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, satu-satunya klenteng yang menghadap langsung ke arah laut.
Situs Goa Suci Palang Tuban
Situs Goa Suci yang terletak di Desa Wangun, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban ini dipercaya peninggalan masyarakat di masa Kerajaan Majapahit.
Menurut penggiat sejarah, dipercaya gua ini sudah ada sejak zaman Majapahit, diperkuat dengan guratan pada dinding yang berbentuk inskripsi angka tahun berhuruf Jawa Kuno menunjukan tahun 1295 Saka (1373 M).
Pada dinding Goa juga terdapat goresan relief berbentuk wayang bagian cerita Arjunawiwaha yang sudah mulai aus.
Sayangnya situs goa dan keindahannya kurang diperhatikan. Walau begitu, masyarakat setempatlah yang merawat sekedarnya.
Untuk menuju tempat wisata ini tidaklah mudah karena belum ada petunjuk jalan. Selain itu, goa Suci berada di antara kebun milik warga. Harus melewati kebun warga untuk masuk ke sana.
Goa Suci terletak di perbukitan kapur dengan dinding membentuk garis alur bekas tambang.
Bentuk atap goa yang mengerucut dengan lubang di bagian tengahnya, dimana pancaran sinar matahari masuk. Cahaya ini kerap disebut “cahaya dari surga” atau Ray of Light.
Banyak wisatawan yang memanfaatkan cahaya yang terpancar itu sebagai spot berfoto yang menarik.
0 komentar:
Posting Komentar