Berwisata ke Tuban rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi sajian khas pesisir di Ningrat Country Coffee & Resto. Restoran dengan nuansa Joglo Jawa ini berlokasi strategis di Jalan Moh. Yamin No.16, Kebonsari, Kabupaten Tuban. Setiap hari, tempat ini buka mulai pukul 10.00 hingga 20.30 WIB.
Begitu masuk, suasana tradisional langsung terasa. Bangunan bergaya Joglo yang luas dilengkapi fasilitas memadai seperti area parkir, musholla, toilet, dan ruang makan nyaman yang cocok untuk keluarga maupun rombongan besar. Tak jarang, tempat ini juga menjadi pilihan untuk acara pertemuan atau gathering.
Soal menu, Ningrat Country menawarkan beragam masakan laut dan khas pesisir yang menggoda selera. Mulai dari olahan gurami, kerapu, rajungan, lobster, cumi, udang, hingga aneka masakan ayam, capcay, nasi goreng, bakmi, dan bihun. Harga makanan mulai dari Rp35 ribuan, sedangkan minuman seperti es degan, jus segar, teh, hingga kopi bisa dinikmati mulai Rp7 ribuan saja.
Jika ada waktu berkunjung ke Tuban, sempatkan untuk mampir. Rasakan sendiri sensasi lezatnya aneka hidangan khas Ningrat Country Coffee & Resto bersama keluarga, sahabat, atau rekan kerja. Tempat yang pas untuk melepas lelah sambil menikmati kuliner khas pesisir yang menggugah selera. (Red)
Berkuliner ria di Pasar Tunjungan, Surabaya, jadi pengalaman seru yang tak boleh dilewatkan. Di antara deretan resto kecil yang menggoda selera, ada satu tempat yang mencuri perhatian: Bebek Songkem Haji Ahmad.
Resto ini menyajikan olahan bebek dengan cita rasa khas yang menggugah selera. Menu andalannya antara lain bebek songkem dan bebek rempah yang dibanderol ramah di kantong, hanya Rp36 ribu. Selain bebek, tersedia juga pilihan lain seperti ayam goreng, sate jepek, paru, kulit goreng, rawon merah khas Sumenep, hingga cah kangkung yang segar.
Untuk pelengkap, ada minuman menyegarkan seperti es teh, es jeruk, dan pilihan lainnya yang pas disantap saat cuaca terik.
Tempat makannya cukup luas dan nyaman, cocok untuk makan bareng teman, keluarga, atau sekadar melepas lelah sambil menikmati suasana Pasar Tunjungan yang penuh nostalgia.
Makam Sunan Giri masih menjadi salah satu destinasi wisata religi paling populer di Gresik. Tokoh Wali Songo yang memiliki nama asli Maulana Ainul Yaqin ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, hingga Joko Samudro. Banyak peziarah dari berbagai daerah di Indonesia datang untuk mendoakan dan meneladani perjuangan dakwah beliau.
Terletak di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas — hanya sekitar 4 kilometer dari pusat kota — kawasan makam ini ramai dikunjungi, terutama saat akhir pekan dan musim liburan. Kehadiran peziarah menciptakan suasana religius yang khas, sarat dengan nuansa spiritual dan penghormatan terhadap warisan budaya Islam.
Tak hanya sebagai tempat ziarah, kompleks makam juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang. Mulai dari pasar oleh-oleh khas Gresik, museum, masjid yang nyaman, toilet umum, area parkir yang luas, hingga beragam pilihan kuliner lokal yang menggoda selera. Semua ini dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi para peziarah yang datang dari jauh.
Sunan Giri lahir pada tahun 1443 di Blambangan (kini Banyuwangi), Jawa Timur. Ia merupakan putra dari Maulana Ishaq, seorang ulama asal Asia Tengah, dan Dewi Sekardadu, putri dari penguasa Blambangan, Menak Sembuyu. Melalui garis ayahnya, Sunan Giri diyakini masih memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW.
Kisah hidup Sunan Giri sejak kecil sudah penuh lika-liku. Ketika masih bayi, ia sempat dibuang ke laut karena dianggap membawa malapetaka oleh rakyat Blambangan. Ibunya, Dewi Sekardadu, diliputi duka mendalam dan meninggal sebelum sempat menemukan sang buah hati. Ada pula versi cerita yang menyebutkan bahwa beliau wafat saat melahirkan.
Namun takdir berkata lain. Bayi yang terapung di dalam peti itu ditemukan oleh awak kapal dan kemudian diserahkan kepada pemilik kapal, seorang saudagar perempuan di Gresik bernama Nyai Gede Pinatih. Beliau lalu merawat dan membesarkan anak tersebut hingga kelak dikenal sebagai salah satu penyebar Islam terpenting di tanah Jawa.
Mengunjungi Makam Sunan Giri bukan hanya soal berziarah, tetapi juga meresapi perjalanan hidup seorang tokoh besar yang telah meninggalkan warisan spiritual dan nilai-nilai kebaikan yang tetap hidup hingga kini. Sebuah pelajaran sejarah, iman, dan keteguhan hati yang bisa kita petik bersama.
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Asosiasi Tianxia Taijiquan Indonesia (ATTI) di ajang bergengsi Kejuaraan Nasional Wushu Citra Satria Wushu Indonesia (CSWI) Cup 2025. Digelar di Fairway Nine Mall Surabaya pada 23–25 Mei 2025, kejuaraan ini memperebutkan Piala KONI Jawa Timur dan diikuti oleh berbagai kontingen dari seluruh penjuru tanah air.
Ketua Umum ATTI, Laoshi Adi SetiagoSetiago menyampaikan kabar gembira bahwa kontingen ATTI berhasil menyapu bersih podium dengan raihan luar biasa: 62 medali emas, 20 perak, dan 21 perunggu.
“Jurus Taijiquan yang saya kompilasi sendiri — Tianxia Taijiquan 9, 19, dan 32 jurus — juga ikut dilombakan dan mendapat sambutan luar biasa dari para peserta dan juri,” ujar Laoshi Adi Setiago dengan penuh kebanggaan.
Ia juga mengucapkan selamat kepada seluruh atlet yang telah berjuang maksimal dan meminta mereka untuk terus semangat dalam meraih prestasi di masa depan.
“Selamat kepada seluruh anggota ATTI yang telah mengharumkan nama organisasi dan bangsa. Ini baru awal dari perjalanan panjang kita bersama. Teruslah berkembang dan menginspirasi,” tambahnya.
Sebagai tokoh penting dalam perkembangan olahraga Taijiquan di Indonesia, Laoshi Adi Setiago terus aktif dalam menyebarkan semangat positif melalui olahraga ini. Ia menjadi narasumber Seminar dan Pelatihan Tianxia Taijiquan 9 Jurus, serta menulis buku berjudul “Pelatih Tai Ji Quan yang Handal” yang telah menjadi panduan banyak pelatih dan praktisi Taiji di Indonesia.
Lebih dari sekadar olahraga, Laoshi menekankan bahwa Taijiquan membentuk pola pikir positif, melatih kesabaran, dan mengajarkan cara memandang orang dari kelebihannya, bukan kekurangannya. Ia juga menyoroti bahwa Taijiquan adalah olahraga yang terjangkau, sederhana, dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dari berbagai usia dan latar belakang.
ATTI bukan hanya sekali ini menorehkan prestasi. Sebelumnya, organisasi ini juga menjadi juara umum Kejuaraan Veteran Wushu Nasional Piala Wali Kota Batu dan Piala KONI Sidoarjo. Selain itu, ATTI aktif menyelenggarakan berbagai event bergengsi seperti Kejuaraan ATTI Malang Raya dan Kejuaraan Online Taijiquan New Year Festival 2025, yang diikuti oleh ratusan atlet dari seluruh Indonesia.
Dengan semangat kebersamaan dan dedikasi tinggi, ATTI terus membuktikan diri sebagai kekuatan besar dalam dunia Taijiquan nasional. Maju terus untuk ATTI dan semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus bergerak, berlatih, dan berprestasi. (Red)
Buat kamu pencinta kuliner Korea, ada kabar seru! Kini hadir Korean Grill Street Food Gresik yang berlokasi strategis di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 55, Gresik. Buka setiap hari mulai pukul 16.00 hingga 22.00, tempat ini siap memanjakan lidahmu dengan sajian ala BBQ Korea yang menggoda.
Tersedia berbagai pilihan menu paket yang hemat dan cocok disantap bareng teman atau keluarga.
Paket A (untuk 2 orang): Grill daging sapi, ayam, sosis, dan dumpling. Sudah termasuk nasi dan es teh, hanya Rp60.000!
Paket B: Cocok untuk 2–3 orang dengan porsi lebih besar.
Paket Sultan: Porsi mantap untuk 3–5 orang, hanya Rp155.000.
Tak hanya BBQ, tersedia juga berbagai menu lain seperti steak, Sup Tom Yam, seblak pedas menggoda, hingga odeng khas Korea. Minumannya pun beragam, mulai dari kopi susu gula aren, teh, jeruk segar, dan banyak lagi.
Area makan tersedia di lantai dasar dan lantai atas, dengan suasana nyaman yang cocok untuk makan santai sendirian atau seru-seruan rame-rame.
Yuk, rasakan pengalaman makan ala Korea tanpa perlu jauh-jauh keluar kota!
Surabaya – Sebanyak 45 siswa kelas 7, 8, dan 9 dari Little Sun School (小太阳三语学校) Surabaya mengikuti kunjungan edukatif ke Vihara Mahavira Graha (東爪哇泗水市大叢山疊香禪寺) di Jalan Pasar Besar Wetan, Surabaya, pada Minggu (18/5/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Buddha aliran Mahayana yang dianut di vihara tersebut.
Karuna Murti, guru Agama Buddha SMP Little Sun School menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kamp rohani. Sebelumnya, para siswa juga telah mengunjungi Maha Vihara Mojopahit di Mojokerto untuk mempelajari aliran Buddhayana.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin mengenalkan berbagai aliran dalam agama Buddha, termasuk perbedaan dalam tata cara ibadah. Harapannya, siswa memiliki wawasan yang lebih luas dan keyakinan yang lebih kuat terhadap agama Buddha," ujarnya.
Setibanya di vihara, rombongan disambut hangat oleh para pengurus. Para siswa mengikuti kebaktian mingguan yang dipimpin oleh Suhu Citta Virya.
Acara dimulai dengan pembacaan doa-doa puja bakti, dilanjutkan dengan ritual memandikan rupang Buddha sebagai simbol pembersihan diri dari kotoran batin dan dosa.
Mereka kemudian diajak mengelilingi vihara dalam sebuah prosesi simbolis sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian tempat ibadah. Kebaktian ditutup dengan khotbah dari Suhu Citta Virya yang mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa melakukan kebajikan guna menghindari karma buruk di kehidupan mendatang.
"Ini pengalaman luar biasa. Saya jadi lebih memahami perbedaan aliran dan ritual dalam ajaran agama Buddha," ujar salah satu siswa.
Chandra Wurianto Woo (胡建章) pengurus Yayasan Cahya Hati Ibu (泗水慈光教育基金會), yang menaungi Little Sun School, berharap melalui kegiatan ini para siswa mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai keberagaman spiritual dalam ajaran Buddha, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebajikan bersifat universal.