Selasa, 18 November 2025

Berwisata Gratis nan exotik di Singapura

  



Singapura merupakan negara yang sangat teratur, disiplin, bersih dan nyaman bagi wisatawan.


Sangat menyenangkan jalan jalan ke Singapura, jangan melewatkan wisata gratis di antaranya Merlion Park, Gardens by the Bay (terutama Supertree Grove dan pertunjukan malam), Jewel Changi Airport, Fort Canning Park, Marina Barrage, serta kawasan budaya seperti Haji Lane, Kampong Glam, Little India, dan Chinatown. 


Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan dari Esplanade Roof Terrace atau menjelajahi area seperti Southern Ridges dan MacRitchie Reservoir. 



Merlion Park: Berfoto dengan patung Merlion ikonik dan menikmati pemandangan Marina Bay Sands. 

Gardens by the Bay: Jelajahi area Supertree Grove yang gratis, terutama saat pertunjukan lampu dan suara Garden Rhapsody di malam hari. 

Jewel Changi Airport: Kagumi Air Terjun HSBC Rain Vortex, air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia, dan arsitektur bandara yang menakjubkan. 


Sabtu, 08 November 2025

Jajan di Kawasan Masjid India, Surga Belanja dan Kuliner di Pusat Kuala Lumpur

 


Kawasan Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang ingin berbelanja sekaligus menikmati kuliner khas Malaysia. Suasananya mirip dengan kawasan perbelanjaan grosir di Surabaya atau Jakarta—ramai, penuh warna, dan dipadati pengunjung dari berbagai negara, termasuk Indonesia.


Di sepanjang jalan ini, deretan toko menawarkan aneka busana muslim, mulai dari gamis, sajadah, hingga aksesori dengan kualitas lokal maupun impor. Harga barangnya pun relatif terjangkau dan tidak jauh berbeda dengan harga di Indonesia, sehingga kawasan ini kerap menjadi tujuan utama wisatawan yang berburu oleh-oleh.



Selain berbelanja, pengunjung juga bisa menjajal beragam jajanan kaki lima yang tersebar di sepanjang trotoar. Mulai dari makanan ringan, minuman segar, hingga hidangan khas Melayu yang menggugah selera.


Untuk yang ingin menikmati makanan berat, tersedia area makan semi food court dengan meja dan kursi sederhana namun nyaman. Menu yang ditawarkan cukup beragam, seperti nasi lemak, ayam goreng, ikan lele goreng, hingga burung puyuh goreng. Menariknya, banyak pedagang di kawasan ini berasal dari Indonesia, sehingga cita rasa makanannya terasa akrab di lidah.


Bagi pecinta minuman segar, pilihan seperti jus buah, es kelapa muda, es tebu, dan es krim bisa dinikmati dengan harga berkisar 3–5 ringgit Malaysia (sekitar Rp11.700–Rp19.500). Sementara untuk menu makanan utama, harganya juga relatif terjangkau bagi wisatawan.


Kombinasi antara suasana khas pasar tradisional, aroma kuliner menggoda, dan keramahan para pedagang membuat Jalan Masjid India menjadi tempat yang wajib dikunjungi saat berada di pusat kota Kuala Lumpur. (Red)

Kamis, 06 November 2025

Jalan Masjid India, Surga Belanja Murah dan Penuh Warna di Kuala Lumpur

 


Kuala Lumpur – Ingin mencari oleh-oleh khas Malaysia dengan harga bersahabat? Kawasan Jalan Masjid India bisa jadi pilihan tepat. Terletak di jantung Kuala Lumpur, kawasan ini sudah lama dikenal sebagai surga belanja rakyat yang menawarkan suasana meriah sekaligus penuh warna.


Jalan Masjid India selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu toko paling terkenal di kawasan ini adalah Haniffa Department Store, tempat favorit para pemburu oleh-oleh. Di sini, pengunjung bisa menemukan berbagai produk khas Malaysia, mulai dari cokelat, makanan ringan, mie instan, kopi putih, teh tarik, hingga kosmetik, parfum, dan pakaian, semuanya dengan harga yang terjangkau.


Menjelang bulan Ramadan dan perayaan Deepavali, kawasan ini berubah semakin semarak. Lampu-lampu hias, musik tradisional, dan deretan pedagang kaki lima menciptakan suasana pasar malam yang hidup. Inilah saat terbaik bagi wisatawan untuk merasakan kehangatan budaya lokal Kuala Lumpur.


Pilihan barang yang bisa dibeli pun beragam. Untuk pecinta kuliner, tersedia cokelat dari merek populer seperti Cadbury, Kit Kat, dan Hershey’s, berbagai jenis mie instan lokal seperti MyKuali, kopi putih, teh tarik, serta aneka makanan ringan khas Malaysia. Bagi pencinta fesyen, ada pakaian, aksesori, serta kain tradisional seperti batik dan songket. Produk kecantikan seperti parfum, kosmetik, dan perawatan tubuh juga mudah ditemukan, begitu pula mainan, perlengkapan rumah tangga, dan berbagai kerajinan tangan.



Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada malam hari, ketika suasana semakin ramai dan meriah. Jika datang saat Ramadan atau Deepavali, pengalaman berbelanja akan terasa lebih istimewa dengan dekorasi khas dan suasana perayaan yang hangat. Harga barang di Haniffa dan toko-toko sekitar biasanya lebih murah dibandingkan dengan toko oleh-oleh di bandara, jadi sebaiknya bandingkan harga sebelum membeli. Jangan lupa memeriksa kapasitas bagasi sebelum membawa pulang banyak oleh-oleh.


Berbelanja di Jalan Masjid India bukan sekadar mencari barang murah, tetapi juga menikmati pengalaman budaya khas Malaysia. Suasananya yang ramai, aroma rempah yang menggoda, dan keramahan para pedagang menjadikan kawasan ini salah satu destinasi wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke Kuala Lumpur.


Senin, 27 Oktober 2025

Wisata ke Ikon Singapura di Merlion Park: Simbol Kebanggaan dan Tempat Bersantai



Singapura – Jika berkunjung ke Negeri Singa, belum lengkap rasanya tanpa singgah ke Merlion Park, salah satu destinasi paling ikonik di jantung kota Singapura. Di sinilah berdiri patung Merlion asli setinggi 8,6 meter, memancurkan air dari mulutnya dan menghadap langsung ke panorama megah Marina Bay Sands.


Patung berbentuk singa berkepala ikan ini bukan sekadar simbol wisata, tetapi juga lambang sejarah dan identitas Singapura. Kepala singa melambangkan “Kota Singa”, sementara tubuh ikan menggambarkan asal-usul negara ini sebagai kampung nelayan bernama Temasek.


Setiap hari, kawasan ini ramai oleh wisatawan maupun warga lokal. Banyak yang datang untuk berolahraga pagi, berswafoto, atau sekadar menikmati angin laut di tepi teluk. Menjelang sore, suasananya semakin hangat—lampu-lampu kota mulai menyala, memantul di permukaan air, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.



Tak jauh dari patung Merlion, deretan kafe dan restoran tepi teluk siap memanjakan pengunjung. Sambil menyeruput kopi atau menikmati hidangan ringan, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan Marina Bay Sands, Esplanade, dan Singapore Flyer yang berpadu dalam satu lanskap ikonik.


Merlion Park bukan hanya tempat untuk berfoto, tetapi juga ruang untuk merasakan denyut kehidupan kota Singapura—modern, rapi, namun tetap ramah dan terbuka bagi siapa saja.


Selasa, 21 Oktober 2025

Keluarga Besar Marga So Gelar Reuni



Keluarga besar marga So mengadakan pertemuan akbar di Hotel Royal Senyiur, Prigen, Pasuruan, pada 19 hingga 21 Oktober 2025. Acara puncak berupa gala dinner berlangsung meriah pada 20 Oktober 2025, dihadiri oleh seluruh anggota keluarga dari berbagai daerah dan lintas generasi.


Salah satu panitia keluarga, Naniek Surja, menjelaskan bahwa gala dinner menjadi ajang mempererat hubungan antaranggota keluarga dari generasi ke-23 hingga generasi ke-26.


“Kami saling berkenalan antargenerasi, bernyanyi bersama, menari line dance, serta mendengarkan paparan sejarah mengenai asal-usul Keluarga So dan rumah leluhur kami, Tulou, di Fujian, Tiongkok. Tahun depan, kami berencana untuk berkunjung ke sana bersama-sama,” ungkap Naniek.


Sementara itu, Silvia Ng, menantu dari Keluarga So, berharap kegiatan reuni semacam ini dapat terus dilanjutkan secara rutin. “Pertemuan keluarga seperti ini sangat berarti agar silaturahmi tidak terputus dan hubungan antarsesama makin akrab,” ujarnya.


Paulus Sumampouw, yang memimpin doa dan jalannya acara, juga menyampaikan harapan agar tradisi reuni keluarga besar ini tetap berlanjut di tahun-tahun mendatang.


Dalam kesempatan yang sama, So Hai Kang menceritakan kisah tentang leluhurnya yang berasal dari generasi ke-22.


“Kakek dan nenek saya dulu merupakan pengusaha tembakau yang sukses, menjual hingga ke Shanghai. Mereka membangun gedung besar berbentuk Tulou, tempat seluruh keluarga tinggal bersama. Dahulu hewan peliharaan seperti babi dan sapi juga berada di dalam gedung itu, tetapi kemudian dipindahkan ke luar karena dianggap kotor. Tulou hanya memiliki satu pintu utama untuk menjaga keamanan dari pencuri,” jelasnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi ekonomi keluarga mengalami pasang surut. “Ayah saya kemudian hijrah ke Indonesia, tetapi beliau sempat kembali ke kampung halaman di Fujian untuk menjenguk keluarga,” tambah So Hai Kang.





Keluarga besar marga So dikenal sebagai keluarga yang sarat dengan kasih sayang, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, serta memiliki warisan budaya yang kaya dan mendalam. Sejak dahulu, keluarga ini memegang teguh prinsip hidup hemat, kerja keras, kejujuran, dan keharmonisan. Benih yang ditanam para leluhur kini tumbuh subur — keturunan keluarga So berkembang di berbagai bidang dan meraih banyak prestasi.


Meski kini para keturunan So tersebar di berbagai penjuru dunia, satu kalimat “Saya adalah keturunan keluarga So” tetap menjadi simbol yang menyatukan hati dan darah dalam ikatan persaudaraan yang kuat.


Kenangan indah juga terekam dalam foto keluarga yang diambil pada 24 Februari 2019, menandai akar dan kebersamaan yang tak lekang oleh waktu. Bagi keluarga So, marga bukan sekadar nama, melainkan tanggung jawab, kehormatan, dan warisan cinta. Para sesepuh menuntun dengan kasih, generasi muda meneruskan dengan ketulusan — menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa depan.


Tahun ini, sepupu keluarga So — So Haiwu, Wu Suqin, So Haixiang, dan So Haiting — dengan kemurahan hati mereka menjadi motor penyelenggara reuni besar ini. Semua fasilitas, mulai dari transportasi bus, akomodasi hotel, hingga konsumsi, disediakan secara gratis sebagai wujud cinta dan dedikasi untuk keluarga.


Begitu kabar reuni tersebar, antusiasme keluarga pun luar biasa. Grup percakapan keluarga ramai dengan pesan bahagia, telepon berdering silih berganti, dan jumlah peserta yang mendaftar menembus lebih dari 64 orang. Hal ini menunjukkan betapa kuat rasa cinta, kebanggaan, dan penghargaan keluarga So terhadap tali darah dan akar leluhur mereka.


“Semoga kebahagiaan reuni ini selalu tersimpan di hati, menjadi awal yang indah bagi generasi berikutnya untuk saling menjaga dan mendukung,” harap Ferry So.


Acara ditutup dengan penuh haru dan sukacita. “Terima kasih kepada para sepupu yang telah memprakarsai perjalanan penuh kasih ini. Semoga dalam tawa dan kebersamaan, kita semakin mensyukuri makna keluarga. Kiranya kasih sayang ini seteguh gunung dan seluas samudra — abadi sepanjang masa, tak pernah pudar, dan mengikat seluruh keturunan keluarga So dalam satu hati yang penuh cinta,” tutur So Hai Kang menutup acara. (Red)

Kamis, 16 Oktober 2025

Chandra Wurianto Woo Terpilih Kembali sebagai Ketua FOBI Jatim 2025–2029

 



Surabaya – Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Jawa Timur menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) guna memilih Ketua Umum periode 2025–2029. Kegiatan berlangsung di Gedung Yayasan Sahabat Sinoman Indonesia, lantai 3, Surabaya, pada Sabtu (11/10/2025) pukul 10.00 WIB.


Musprov dibuka secara resmi oleh Xaverius Djunair Wakil Ketua PB FOBI , dan selanjutnya sidang dipimpin oleh Yuwono Laksmana, Tjokro Pontjoharyo, Adi Kurniawan, serta Handoko, yang mewakili Pengkab/Pengkot FOBI se-Jatim.


Dua kandidat maju dalam pemilihan ketua, yakni Chandra Wurianto Woo dan Daryono. Setelah melalui proses sidang dan pertimbangan peserta, Chandra Wurianto Woo akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua FOBI Jawa Timur untuk masa bakti 2025–2029.


Penyerahan bendera FOBI Jatim dilakukan oleh Xaverius Djunair, selaku Wakil Ketua PB FOBI, kepada Chandra Wurianto Woo sebagai simbol amanah dan tanggung jawab baru.




Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua KONI Jatim M. Nabil, Jeffry Tagore Binpres KONI Jatim, serta para ketua Pengkot dan Pengkab FOBI dari seluruh Jawa Timur.


Dalam sambutannya, Chandra Wurianto Woo menyampaikan visi dan misinya untuk menjadikan FOBI Jawa Timur sebagai wadah prestasi, pelestarian budaya, sekaligus pengembangan olahraga barongsai yang unggul di tingkat nasional maupun internasional.


“Kami ingin membangun organisasi yang profesional, transparan, dan berjiwa persaudaraan. Kepengurusan ini bekerja bukan untuk nama pribadi, tapi demi kejayaan Barongsai Indonesia dan kebanggaan bersama,” ujar Chandra.


Ia juga menegaskan beberapa poin penting dalam visinya, yakni; Meningkatkan prestasi atlet dan klub Barongsai melalui pembinaan berjenjang, pelatihan rutin, serta kompetisi berkesinambungan.


Melestarikan nilai-nilai budaya dan sportivitas sebagai jati diri Barongsai yang memadukan unsur seni, budaya, dan olahraga. Mewujudkan organisasi yang kuat dan adaptif, dengan membuka ruang regenerasi dan inovasi agar Barongsai tetap menarik bagi generasi muda.


Mengembangkan SDM unggul di berbagai lini melalui pelatihan dan sertifikasi berkelanjutan. Menjadikan Barongsai sebagai sarana promosi daerah dalam bidang pariwisata, budaya, dan olahraga rekreasi masyarakat.


Sebagai tindak lanjut, program kerja FOBI Jatim ke depan akan difokuskan pada peningkatan prestasi, regenerasi atlet, penyelenggaraan kompetisi yang bersinergi, serta penguatan kemitraan lintas sektor.


Chandra Wurianto Woo pun mengimbau seluruh Pengkab dan Pengkot FOBI se-Jawa Timur agar lebih aktif dalam mengembangkan olahraga barongsai di daerahnya masing-masing. Ia mendorong setiap daerah untuk membentuk tim barongsai yang solid serta secara rutin mengirimkan wakilnya dalam berbagai kejuaraan, tanpa rasa pesimis.


“Dulu tim Barongsai Madiun selalu kalah, tapi kini mereka sering meraih kemenangan. Begitu juga dengan Kediri, Tuban, dan kota-kota lainnya. Kuncinya adalah optimisme dan semangat berlatih. Jangan sampai hanya ada nama pengurus, tapi tidak ada timnya,” tegas Chandra Wurianto Woo.


Sebagai tindak lanjut, ia menegaskan bahwa FOBI Jatim akan segera menggelar kejuaraan barongsai khusus usia muda untuk menjaring dan membina bibit-bibit atlet potensial yang akan menjadi kebanggaan Jawa Timur di masa depan.


Chandra Wurianto Woo sendiri bukan sosok baru di dunia Barongsai. Ia telah berkecimpung selama lebih dari 30 tahun, dikenal sebagai Pendiri PB PERSOBARIN dan PB FOBI, serta pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PB PERSOBARIN dan PB FOBI, juga sebagai Dewan Penasehat PB FOBI. Ia tercatat telah menginisiasi berbagai kejuaraan internasional dan Wali Kota Cup selama 11 tahun berturut-turut.


Ketua KONI Jatim M. Nabil dalam sambutannya memberikan apresiasi dan harapan besar kepada kepengurusan baru.


“Kami berharap FOBI Jatim semakin aktif menggelar event-event agar lahir lebih banyak atlet muda berbakat, sekaligus memperkuat kepengurusan di berbagai daerah di Jawa Timur,” ujar Nabil. (Red)

Kamis, 09 Oktober 2025

Setahun Starlight Community, Puspitadewi Prijadi Bawa Energi Positif di Panggung

 


Perayaan satu tahun berdirinya Starlight Community berlangsung megah dan penuh warna di Ballroom Grand City Convex, Jumat (3/10/2025). Dengan mengusung tema “Mamma Mia! Spectacular Theatrical Dance Show”, acara berdurasi empat jam ini menyuguhkan pertunjukan teatrikal dan tarian ballroom dari para murid Surabaya International Ballroom Dancesport Academy (SIBDA), akademi tari yang didirikan Hadi Tjahjono.


Sekitar 450 tamu undangan larut dalam suasana meriah. Panggung gemerlap semakin istimewa karena kehadiran Puspitadewi Prijadi, sponsor tunggal acara sekaligus murid SIBDA, yang tampil bernyanyi, menari, hingga ikut dalam pertunjukan teatrikal.


“SIBDA bukan hanya tempat belajar tari. Di sini saya belajar disiplin, kebersamaan, dan rasa percaya diri. Saya bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini,” ujar Puspitadewi yang juga dikenal sebagai Presiden Direktur PT Matahari Sakti.


Ia pun mengajak masyarakat untuk ikut bergabung. Menurutnya, menari bukan sekadar hiburan, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental: memperkuat otot, menjaga jantung, melatih keseimbangan, mengurangi stres, hingga meningkatkan rasa percaya diri.



Tarian Sebagai Bahasa Universal


Pendiri SIBDA, Hadi Tjahjono, mengaku bersyukur melihat perkembangan komunitas yang kini memiliki lebih dari 200 anggota aktif serta 150 murid.


 “Sejak awal, kami ingin ballroom dance bukan hanya dipandang sebagai seni gerak, tapi juga bahasa universal yang menyatukan, menginspirasi, dan membangun karakter. Banyak murid tak hanya berprestasi di panggung, tetapi juga tumbuh percaya diri dan menemukan persahabatan baru,” jelasnya.


Hadi juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim pengajar, staf, murid, serta orang tua, dan secara khusus mengapresiasi dukungan penuh dari Puspitadewi Prijadi.


Perayaan Penuh Makna


Tak hanya merayakan ulang tahun, Starlight Community juga menunjukkan kepedulian sosial. Puspitadewi bersama Hadi menyerahkan donasi untuk Panti Asuhan Agape dan Panti Asuhan Cahaya Insani.


Malam semakin meriah dengan penampilan penyanyi Kevin Chen Sing yang berkolaborasi bersama Ie Lan Line Dance. Kevin bahkan berduet dengan Puspitadewi—yang tampil dengan nama panggung Dewi Yin Xiang—membawakan sebuah lagu yang disambut hangat penonton.


Sambil menikmati suguhan tarian dan musik, para tamu juga dimanjakan dengan hidangan spesial. Suasana makin hangat saat panitia memberikan penghargaan kepada para pendukung acara, termasuk Heru Budihartono dan Paulus Welly Afandi (Wefan).


Sebagai penutup, panitia juga membagikan door prize bagi para hadirin, menambah keceriaan malam perayaan ulang tahun pertama Starlight Community yang penuh makna.


Perayaan ulang tahun pertama Starlight Community akhirnya menjadi lebih dari sekadar pesta: sebuah momen yang memadukan seni, persahabatan, dan kepedulian dalam satu panggung yang berkilau. (Red)