Bagi warga Surabaya, tak asing melihat keberadaan Gedung Siola yang berada di pojokan Jalan Tunjungan. Gedung yang berdiri megah tersebut menjadi pusat perhatian, karena catnya berwarna merah berstrip putih nampak mempesona. Dulunya pernah menjadi jantung perekonomian Surabaya abad 20.
Dari catatan sejarah berbagai sumber, Siola sejak awal dibangun diperuntukkan melancarkan aktivitas perdagangan. Bisa dikatakan mall pertama di Surabaya abad 18. Dibangun pada 1877 oleh investor asal Inggris, Robert Laidlaw. Sayangnya pada 1935, berakhirlah masa kejayaan pengusaha tekstil Robert Laidlaw yang memiliki usaha Whiteaway Laidlaw.
Kemudian gedung dibeli pengusaha Jepang dan berubah nama menjadi Toko Chiyoda menjual beragam tas dan koper.
Saat perang kemerdekaan 1945, gedung Siola pernah hancur karena bom. Lalu direnovasi pada 1960. Lantas berubah nama menjadi SIOLA dari kongsi pemiliknya yakni Soemitro-Ing Wibisono-Ong-Liem-Ang.
Siola pun dibuka dan menjadi salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Saya pun sering ke Siola tahun 1990 an, karena banyak diskon yang ditawarkan. Bahkan Siola pernah menjadi satu dengan Tunjungan Center pusat penjualan jeans, VCD dan berbagai barang elektronika. Kala itu kawasan Siola sangat ramai. Bahkan pedagang ada yang berjualan di trotoar hingga di seberang Gedung Siola.
Jembatan Siola yang kini difungsikan sebagai taman gantung, dulunya dimiripkan Cihampelas Bandung semua pedagang menawarkan jeans dengan harga merakyat pula.
Setelah tak mampu bersaing dengan banyak mall baru di Surabaya. Siola dikembalikan ke Pemkot Surabaya dan beralih fungsi menjadi Mall Pelayanan Publik atau Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap.
Dilengkapi dengan museum dan pusat kerajinan UKM atau oleh oleh khas Surabaya. Nah, Museum Surabaya dibuka pada 2015 oleh Walikota Tri Rismaharini. Lebih dari seribu koleksi benda bersejarah perjalanan Kota Surabaya, dipajang di lantai dasar Siola yang bisa dikunjungi masyarakat, secara gratis. Tapi tetap menjaga barang museum ya guys walau gratis sekalipun.
Begitulah perjalanan Siola yang mengesankan dari dulunya ramai kini berubah fungsi.
0 komentar:
Posting Komentar