Bagi pebalat Surabaya, nama Soedjianto Gunawan tidaklah asing. Maklum, hampir di banyak pertunjukkan balet, ia bertindak sebagai eksekutor foto. Hasilnya foto-fotonya membuat decak kagum banyak orang.
Soejianto Gunawan pun didapuk memberikan pelatihan kepada anggota Unimaxx Photo Community. Bagaimana memotret balerina yang bergerak cepat dengan hasil memuaskan di dalam studio. "Ada beberapa cara atau tips memotret Dance Photography," tuturnya, saat memberi workshop bertema Powder Dance di Puzzle Studio Foto Surabaya.
Seperti bila memotret di studio, sebaiknya tidak menggunakan autofokus pilih manual saja. Karena balerina yang banyak gerakannya, bisa terjadi miss antara mata dan autofokus. "Apalagi bila baju balerina gelap dan background gelap, bisa terjadi miss," imbuhnya.
Semua kamera bisa digunakan untuk memotret gerakan balerina yang cepat, terang Soedjianto Gunawan, tapi tidak berlaku untuk kamera ponsel karena kecepatan atau speednya tidak pas. Untuk pencahayaan di studio bisa menggunakan lighting minimalis.
Terpenting dalam pemotretan harus mengetahui konsepnya. "Gerakan yang benar bagaimana, pose balerina seperti apa. Karena bila salah gerakan, maka foto itu sudah tidak bisa dipakai balerina. Oleh sebab itu harus didiskusikan dahulu dengan balerina sebelum memotret," ujarnya panjang lebar.
Soedjianto Gunawan menekuni dunia foto balet sejak 1997. Awalnya ia memotret pertunjukkan balet di Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya. Ia mengakui rupanya memotret balet tak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Bahkan orang yang memotret dengan percaya diri pun masih menemui banyak kendala.
Untuk menunjang keahliannya, Soedjianto Gunawan mengikuti kelas balet selama beberapa bulan. Agar mengetahui gerakan balet yang pas dan benar. Ia pun datang rutin ke kelas balet dan mempelajari pakem-pakem gerakan balet. "Setelah mendalami teorinya, barulah latihan memotret yang benar," ujarnya.
Pakem dalam gerakan balet itulah yang tersulit dan tidak boleh diubah. Fotografer harus mengetahui waktu pas pose gerakan balerina.
Dalam workshop, ia mengajarkan memotret gerakan balerina yang hanya berdiri. Hal ini diperuntukkan fotografer yang tidak terbiasa memotret action. Kemudian mulailah balerina menggerakkan kedua tangan dengan melempar tepung. Selanjutnya balerina melompat. Para fotografer harus jeli menangkap momen yang pas tersebut.
Masih penjelasan Soedjianto Gunawan, memotret balerina harus mengetahui kemampuan si penari seperti tingkat pemula hingga profesional. Jika kemampuan balerina masih sedang, pemotretannya harus disesuaikan dengan gerakan yang balerina bisa.
Dengan gerakan simpel sederhana dari balerina pun bisa menghasilkan gambar yang bagus, asalnya dilakukan dengan baik. "Untuk itu harus diperhatikan posisi kepala, kaki dan tangan itu penting dalam memotret balet," tegasnya.
Memotret balerina dari berbagai tingkat sudah dilakoni Soedjianto Gunawan. Mulai dari balerina anak anak, remaja, dewasa, hamil hingga mantan balerina. "Kemarin saya memotret para ibu yang dulunya pebalet," jelas Soedjianto Gunawan yang melakukan pemotretan balet hingga ke Dubai.
0 komentar:
Posting Komentar