Selasa, 21 September 2021

Tari Topeng Medium Cerita Kuno



Tari topeng sudah ada di Indonesia sejak zaman pra sejarah dan biasanya menjadi bagian dari kegiatan seni dan adat sehari-hari. Tarian ini juga sering menjadi medium untuk penceritaan kembali cerita-cerita kuno.

Tari topeng tersebar di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Cirebon, Jawa Barat.

Tari topeng Cirebon disebut juga dengan nama Tari Topeng Panca Wanda. Tarian ini berhubungan erat dengan penyebaran agama Islam. Maka dari itu, kostum para penarinya harus menggunakan busana yang menutup bagian dada dan punggung, serta mengenakan kaos kaki hingga lutut.

Pementasan tari topeng ini biasanya dilakukan di bale (panggung) atau tempat terbuka lain dengan penari berada di bagian tengah. Obor atau sinar bulan langsung biasanya dijadikan sebagai alat penerangan dengan diiringi musik khas Cirebon. 

Namun, kini Tari Topeng Panca Wanda sudah berkembang dan dipentaskan di berbagai tempat dengan lampu-lampu sorot dan dekorasi panggung, layaknya pertunjukkan pada umumnya. 

Topeng Kelana
Menggambarkan keserakahan manusia yang terlalu ambisius dan penuh amarah dengan gerakan yang lebih lincah dari jenis tari topeng lainnya. Tarian ini sangat bertenaga dan bersemangat yang menggambarkan seseorang yang tengah marah, mabuk, tertawa terbahak-bahak dan sebagainya.

Topeng Tumenggung
Satu-satunya topeng yang menggunakan topi, topeng ini menggambarkan fase dewasa yang bijaksana dan menginjak masa kematangan. Irama geraknya sudah seperti orang yang tenang, mantap, dewasa dan mencerminkan kegagahan mulai dari gerakan tangan dan kakinya.

Topeng Rumyang
Menggambarkan fase remaja yang ditunjukkan dengan gerakan yang lebih tegas dan terstruktur dari jenis topeng  sebelumnya. Dilansir dari Kemenparekraf.

0 komentar:

Posting Komentar