Kamis, 30 Januari 2025

Rayakan Imlek 2025, Seniman Surabaya Explore Kelenteng Hong Tiek Hian dengan Melukis Bersama


Para seniman yang tergabung dalam Surabaya Art Society yang digawangi oleh Rasmono Sudarjo, Unimaxx Photography Community diketuai oleh Denny D'Colo, Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS) Photography, Komunitas Cat Air Indonesia (Kocai) mengadakan kegiatan melukis dan memotret bersama On The Spot di Kelenteng Hong Tiek Hian, Minggu 27 Januari 2025.

Rasmono Sudarjo Ketua Surabaya Art Society menyampaikan kegiatan ini untuk melestarikan budaya lokal dan heritage, selain memeriahkan perayaan Imlek 2576.

"Yang hadir tak hanya komunitas pelukis tapi juga fotografi," ujarnya di Kelenteng Hok Tiek Hian, Jl. Dukuh No 23 Surabaya.




Lebih lanjut, Rasmono Sudarjo mengungkapkan banyak spot di Kelenteng Hong Tiek Hian yang berdiri sejak 1293, bertepatan dengan awal kejayaan Kerajaan Majapahit. 

Menurut catatan sejarah, bangunan kelenteng yang didirikan pasukan Tar Tar pada masa pemerintahan Kubilai Khan, berusia lebih dari 7 abad. Keberadaan kelenteng Hong Tiek Hian yang di kawasan Pecinan Surabaya menjadi saksi perkembangan Kota Pahlawan.

"Kelenteng Hong Tiek Hian menjadi harta karun bagi para pelukis yang ikut," imbuh Rasmono.

Budi dari Kocai mengatakan bahwa obyek yang menjadi lukisan adalah wayang potehi, selain itu ada gapura dengan ukiran naga, berderet lilin, dan sebagainya.

Edi Sutrisno dalang Wayang Potehi Kelenteng Hong Tiek Hian Surabaya menceritakan asal wayang Potehi dari Tiongkok bagian selatan yang dibawa perantau Tionghoa ke Surabaya, hingga dilestarikan di Kelenteng Hong Tiek Hian sampai sekarang.

"Cerita yang kami bawakan biasanya kisah kerajaan di Tiongkok sana," ujarnya. 

Pertunjukan Wayang Potehi sering dilakukan menjelang perayaan Imlek, merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Nusantara. Wayang potehi pun menjadi salah satu kesenian tradisional Indonesia yang diminati masyarakat. (Red)

0 komentar:

Posting Komentar